Brilio.net - Temuan kontaminasi bahan kimia berbahaya pada buah impor terus menjadi perhatian serius dalam keamanan pangan global. Jaringan Peringatan Pestisida Thailand (Thai-PAN) baru-baru ini mengungkap adanya residu pestisida berbahaya pada anggur shine muscat. Dikabarkan Bangkok Post, investigasi dilakukan terhadap 24 sampel anggur dari 15 lokasi penjualan berbeda. Hasil tes laboratorium menemukan 50 residu bahan kimia (pestisida) yang melebihi batas legal yang diizinkan. Lebih mengkhawatirkan lagi, 74% dari residu yang ditemukan adalah pestisida sistemik yang berpotensi meresap ke dalam jaringan buah, membuatnya sulit dihilangkan dengan pencucian biasa.
Diketahui bahwa sebanyak sembilan sampel dapat diidentifikasi sebagai produk impor dari China. Adanya kasus ini membuat Thai-PAN dan TCC mendesak Kementerian Kesehatan Masyarakat setempat untuk mengambil tindakan, termasuk memerintahkan importir dan distributor mencantumkan negara asal anggur muscat yang diimpor.
-
Thailand-Malaysia temukan residu kimia berbahaya di anggur muscat, trik memilih buah impor yang aman Anggur ini karena terdeteksi memiliki residu bahan kimia berbahaya yang jauh melebihi ambang batas aman yang diizinkan.
-
8 Alternatif buah lokal yang tak kalah sehat dari anggur impor Bukan tak boleh makan buah impor, tapi sudah waktunya lebih melirik buah-buahan lokal. Kenali kelebihan buah lokal.
-
Awas, konsumsi buah & sayur yang tercemar pestisida bisa bikin mandul Begini cara membersihkan buah dan sayur yang benar agar bebas dari pestisida.
Bukan sekadar pembungkus makanan, wanita ini bagikan fungsi lain mika kemasan anggur yang tak terduga
Situasi ini juga mendorong Malaysia melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap 234 sampel anggur impor dan menerapkan prosedur pengawasan yang lebih ketat.
Mengapa harus waspada terhadap buah impor?
Buah impor memang menggoda, tapi kamu perlu lebih berhati-hati karena setiap negara punya standar keamanan yang berbeda. Selain itu, ada banyak faktor yang dapat memengaruhi kualitas dan keamanan buah selama proses distribusi. Berikut penjelasan lengkap tentang alasan mengapa harus waspada terhadap buah impor.
1. Risiko kesehatan
Buah impor mungkin mengandung residu pestisida yang bisa berbahaya bagi kesehatan, terutama jika terpapar dalam jangka panjang.
- Gangguan hormon:
Pestisida dapat memengaruhi keseimbangan hormon dalam tubuh, menyebabkan masalah seperti gangguan tiroid atau kesuburan.
- Risiko kanker:
Beberapa jenis pestisida bersifat karsinogenik, artinya bisa meningkatkan risiko kanker jika dikonsumsi terus-menerus.
- Melemahkan sistem imun:
Paparan bahan kimia ini juga bisa mengganggu kerja sistem kekebalan tubuh, membuat kita lebih rentan terhadap infeksi.
- Kerusakan organ dalam:
Pestisida yang terakumulasi bisa menyebabkan masalah pada hati, ginjal, atau organ lainnya jika tidak dikeluarkan dengan baik oleh tubuh.
- Bahaya untuk ibu hamil dan janin:
Ibu hamil yang terpapar pestisida dapat mengalami komplikasi kehamilan dan berisiko melahirkan bayi dengan masalah kesehatan.
2. Tantangan pengawasan.
Pengawasan keamanan buah impor bisa sulit karena melibatkan proses panjang dari negara asal hingga sampai ke konsumen.
- Perbedaan standar penggunaan pestisida:
Setiap negara memiliki aturan berbeda tentang pestisida, sehingga buah yang dianggap aman di satu negara mungkin tidak memenuhi standar di negara lain.
- Pengawasan di negara asal tidak selalu ketat:
Tidak semua negara punya sistem pengawasan yang ketat atau rutin untuk memeriksa residu bahan kimia pada produk buah mereka.
- Pengaruh transportasi terhadap kualitas:
Proses pengiriman buah yang memakan waktu lama bisa menurunkan kualitas buah dan mempercepat pembusukan. Ini memaksa distributor menggunakan bahan pengawet atau pelapis buah.
- Penyimpanan yang tidak selalu sesuai:
Buah harus disimpan pada suhu dan kondisi tertentu agar tetap segar. Sayangnya, penyimpanan di gudang atau toko tidak selalu optimal, yang dapat mempengaruhi kualitas buah.
3. Faktor Ekonomi.
Selain masalah keamanan dan kualitas, ada juga risiko dari sisi ekonomi yang perlu diperhatikan.
- Harga mahal belum tentu aman:
Buah impor sering kali dibanderol dengan harga tinggi, tapi itu tidak menjamin kualitas atau keamanannya. Label mewah bisa saja menipu konsumen.
- Biaya pengawasan yang tinggi:
Proses pengawasan buah impor memerlukan biaya besar, terutama untuk pengujian laboratorium dan sertifikasi. Ini sering kali menjadi alasan kenapa tidak semua produk bisa diawasi secara optimal.
- Risiko label dan sertifikasi palsu:
Persaingan ketat di pasar buah bisa mendorong beberapa pihak memalsukan label organik atau sertifikasi keamanan untuk menarik konsumen.
- Penggunaan bahan pengawet untuk kompetisi pasar:
Agar buah tetap terlihat segar di pasaran, produsen atau distributor mungkin menambahkan pelapis buah atau bahan pengawet yang berlebihan, yang bisa berisiko bagi kesehatan.
Mengenal karakteristik buah aman vs berisiko.
Memahami perbedaan karakteristik antara buah yang aman dan berisiko merupakan langkah awal dalam memilih buah impor. Setiap kategori memiliki ciri khas yang dapat dikenali secara visual dan fisik.
1. Buah Organik Bersertifikat:
- Memiliki logo sertifikasi resmi
- Harga relatif lebih tinggi
- Tampilan mungkin kurang sempurna
- Masa simpan lebih singkat
- Aroma lebih natural
2. Buah Non-organik Standar:
- Label lengkap dan jelas
- Harga terjangkau
- Tampilan seragam dan menarik
- Daya tahan lebih lama
- Mungkin menggunakan pelapis buah
3. Buah mencurigakan:
- Tidak ada label atau informasi produsen
- Harga terlalu murah
- Tampilan terlalu sempurna
- Tidak ada tanda penuaan
- Aroma tidak natural
Panduan praktis memilih buah impor.
Pemilihan buah impor memerlukan perhatian khusus terhadap detail. Proses ini dimulai sebelum pembelian hingga penyimpanan di rumah untuk memastikan keamanan konsumsi.
1. Sebelum membeli:
- Riset reputasi toko atau supplier
- Cek berita recall produk terkini
- Pahami musim panen buah yang akan dibeli
- Perkirakan harga wajar di pasaran
2. Saat membeli:
- Periksa label dan kode produksi
- Dokumentasikan informasi penting
- Tanyakan sertifikat keamanan
- Minta bukti penyimpanan yang benar
3. Penyimpanan di rumah:
- Pisahkan buah berdasarkan jenisnya
- Atur suhu penyimpanan yang tepat
- Monitoring kondisi buah secara berkala
- Prioritaskan konsumsi sesuai daya tahan
Teknik membersihkan buah yang aman.
Pembersihan buah yang tepat dapat membantu mengurangi residu pestisida. Beberapa metode telah terbukti efektif dalam mengurangi kandungan bahan kimia pada buah.
Metode dasar:
1. Air mengalir (minimal 30 detik)
2. Air hangat (suhu 35-40°C)
3. Lap dengan tisu khusus buah
4. Keringkan sebelum disimpan
Metode lanjutan:
1. Larutan baking soda:
- 1 sendok makan per 4 gelas air
- Rendam 12-15 menit
- Bilas bersih
- Keringkan dengan teliti
2. Larutan garam:
- 1 sendok makan garam per 4 gelas air
- Rendam 10-15 menit
- Bilas hingga bebas rasa garam
- Keringkan sempurna
3. Larutan cuka apel:
- 1 bagian cuka : 3 bagian air
- Rendam 15 menit
- Bilas tuntas
- Keringkan sebelum konsumsi
Tips tambahan keamanan.
Keamanan konsumsi buah impor tidak hanya tentang pemilihan dan pembersihan, tetapi juga melibatkan kesadaran dan tindakan preventif berkelanjutan.
1. Protokol konsumsi:
- Mulai dengan porsi kecil
- Perhatikan reaksi tubuh
- Catat jika ada ketidaknyamanan
- Simpan bukti pembelian
2. Edukasi keluarga:
- Ajarkan cara memilih buah
- Jelaskan pentingnya pencucian
- Terapkan protokol penyimpanan
- Biasakan membaca label
3. Tindakan preventif:
- Bergabung dengan grup konsumen
- Pantau peringatan keamanan pangan
- Laporkan temuan mencurigakan
- Berbagi informasi valid
Langkah jika menemukan buah bermasalah:
Menemukan buah bermasalah memerlukan tindakan cepat dan tepat untuk mencegah dampak lebih luas pada masyarakat. Berikut beberapa tindakan yang bisa kamu lakukan.
1. Dokumentasi:
- Foto produk dan label
- Simpan bukti pembelian
- Catat gejala yang muncul
- Kumpulkan informasi terkait
2. Pelaporan:
- Hubungi penjual/distributor
- Laporkan ke BPOM
- Informasikan ke komunitas
- Bagikan di media sosial resmi
3. Tindak lanjut:
- Minta pengujian laboratorium
- Tuntut kompensasi bila perlu
- Pantau proses penanganan
- Pastikan ada tindakan perbaikan