Brilio.net - Hepatitis adalah peradangan pada hati yang disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk infeksi virus, konsumsi alkohol, obat-obatan tertentu, dan penyakit autoimun. Penyakit ini dapat bersifat akut (jika berlangsung dalam waktu singkat) atau kronis (jika berlangsung lebih dari enam bulan). Ada beberapa jenis hepatitis yang umum, termasuk hepatitis A, B, C, D, dan E, yang masing-masing memiliki penyebab dan cara penularan yang berbeda.
Gejala hepatitis dapat mencakup:
1. Kelelahan
2. Nyeri perut, terutama di bagian kanan atas
3. Kehilangan nafsu makan
4. Mual dan muntah
5. Kulit atau mata berwarna kuning (ikterus)
6. Urine berwarna gelap
7. Feses berwarna terang
-
10 Makanan tinggi nutrisi ini bantu mencegah penyakit hepatitis Baru-baru ini dunia dihebohkan dengan kasus hepatitis yang banyak menyerang anak-anak.
-
9 Makanan pemicu risiko hepatitis bagi anak, hindari untuk kesehatan optimal Penyebaran virus hepatitis tergantung pada jenisnya.
-
10 Makanan yang dapat meningkatkan kekebalan tubuhmu Penting untuk menjaga kesehatan.
Viral ibu kos baik hati, rutin bagikan makanan ke anak kos, menu makananya bikin emoh pindah kos
Pengobatan untuk hepatitis tergantung pada jenis dan penyebabnya. Pencegahan, seperti vaksinasi untuk hepatitis A dan B, serta menghindari faktor risiko, adalah cara terbaik untuk mengurangi risiko infeksi.
Kalau sudah telanjur hepatitis, kamu bisa mengonsumsi beberapa jenis sayuran yang mengandung nutrisi baik bagi tubuh. Berikut sudah BrilioFood lansir dari berbagai sumber, 9 jenis sayuran yang sebaiknya dikonsumsi pada Senin (29/7).
1. Bayam.
Trik mengatasi nasi terlalu basah dan tidak pulen usai ditanak, ampuh pakai 1 bahan dapur ini
foto: pexels.com
Kaya akan vitamin dan mineral, bayam mengandung antioksidan yang dapat membantu mendukung fungsi hati. Dengan memasukkan bayam ke dalam pola makan sehari-hari, kamu dapat mendukung kesehatan hati dan meningkatkan fungsi organ penting ini. Namun, pastikan untuk mengonsumsinya sebagai bagian dari diet seimbang dan sehat.
2 Brokoli.
Sayuran ini mengandung sulforaphane, yang dapat membantu detoksifikasi hati. Sulforaphane meningkatkan aktivitas enzim detoksifikasi di hati, yang membantu mengeluarkan racun dan zat berbahaya dari tubuh. Enzim-enzim ini berperan penting dalam mengkonversi bahan kimia berbahaya menjadi bentuk yang lebih mudah dikeluarkan dari tubuh.
3. Kailan.
Memiliki vitamin C yang cukup tinggi, yang berfungsi sebagai antioksidan dan membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas. Vitamin C juga penting untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh, membantu tubuh melawan infeksi dan penyakit.
4. Wortel.
foto: pexels.com
Kaya akan beta-karoten, wortel dapat membantu meningkatkan kesehatan hati dan mendukung regenerasi sel-sel hati. Dengan melindungi sel-sel hati dan mendukung regenerasi, konsumsi wortel secara teratur dapat membantu mencegah penyakit hati dan menjaga fungsi hati yang optimal.
5. Kacang hijau.
Kacang hijau memiliki sifat detoksifikasi yang dapat membantu hati dalam proses pembuangan racun. Kandungan antioksidan dalam kacang hijau juga membantu melindungi sel-sel hati dari kerusakan akibat radikal bebas, sehingga menjaga kesehatan hati.
6. Tomat.
foto: pexels.com
Mengandung likopen, tomat dapat membantu melindungi sel-sel hati dari kerusakan oksidatif. Kerusakan oksidatif dapat disebabkan oleh radikal bebas, yang dapat merusak sel-sel hati dan berkontribusi pada perkembangan penyakit hati. Dengan mengonsumsi tomat yang kaya akan likopen, kamu dapat membantu melindungi sel-sel hati dari kerusakan ini, menjaga fungsi hati yang optimal.
7. Brokoli sprouts.
Sayuran ini sangat kaya akan antioksidan dan dapat membantu meningkatkan detoksifikasi hati. Sulforaphane dalam brokoli sprouts dapat merangsang produksi enzim detoksifikasi dalam hati. Enzim ini membantu memecah dan mengeluarkan racun dari tubuh, mendukung kesehatan hati dan meningkatkan proses detoksifikasi secara keseluruhan.
8. Kubis.
Mengandung senyawa yang dapat membantu meningkatkan enzim detoksifikasi di hati. Enzim detoksifikasi yang dihasilkan membantu hati dalam memecah dan mengeluarkan racun dari tubuh, meningkatkan kemampuan hati untuk membersihkan zat-zat berbahaya dan mendukung fungsi hati secara keseluruhan.
9. Daun hijau dan rempah-rempah.
foto: pexels.com
Mengonsumsi berbagai jenis daun hijau dalam diet sehari-hari dapat memberikan banyak manfaat bagi kesehatan hati dan tubuh secara keseluruhan. Daun hijau dapat dinikmati dalam salad, smoothie, sup, atau sebagai pelengkap dalam hidangan lainnya. Dengan cara ini, kamu dapat mendukung detoksifikasi dan meningkatkan kesehatan hati dengan cara yang lezat dan bergizi.
Selain sayuran, terdapat beberapa jenis buah-buahan yang dianggap mampu menyembuhkan hepatitis.
1. Jeruk.
Jeruk kaya akan vitamin C dan antioksidan, yang membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan mendukung proses detoksifikasi di hati.
2. Mangga.
Mangga mengandung vitamin A, C, dan E, serta antioksidan yang dapat membantu melindungi sel-sel hati dari kerusakan oksidatif.
3. Nanas.
Nanas mengandung bromelain, enzim yang dapat membantu meringankan peradangan dan mendukung proses pencernaan. Kandungan vitamin C-nya juga baik untuk kesehatan sistem kekebalan tubuh.
4. Apel.
Apel kaya akan serat dan antioksidan, terutama quercetin, yang dapat membantu mendukung kesehatan hati dan mengurangi peradangan.
5. Anggur.
Anggur, terutama anggur merah, mengandung resveratrol yang memiliki sifat antioksidan dan dapat membantu melindungi hati dari kerusakan.
6. Lemon.
Lemon kaya akan vitamin C dan dapat membantu merangsang produksi empedu, yang penting untuk pencernaan lemak dan proses detoksifikasi hati.
7. Pisang.
Pisang adalah sumber kalium yang baik dan dapat membantu menyeimbangkan elektrolit dalam tubuh, yang penting bagi pasien hepatitis yang mungkin mengalami gangguan keseimbangan elektrolit.
8. Delima.
Delima kaya akan antioksidan dan dapat membantu mengurangi peradangan serta melindungi hati dari kerusakan.
Meskipun buah-buahan ini dapat memberikan manfaat bagi kesehatan hati, penting untuk diingat bahwa hepatitis adalah kondisi medis yang serius dan memerlukan penanganan medis yang tepat. Konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi untuk mendapatkan panduan tentang diet dan pengobatan yang tepat sesuai dengan kondisimu.