Brilio.net - Berbagai studi menunjukkan bahwa pola makan harian dapat memengaruhi meningkatnya risiko kanker. Meskipun demikian, banyak orang kurang memperhatikan aspek ini, meskipun kanker merupakan penyebab kematian terbesar kedua setelah penyakit jantung dan pembuluh darah. Pentingnya menyadari hubungan antara diet dan risiko kanker, dan perlunya perhatian lebih terhadap pilihan makanan yang dikonsumsi untuk membantu mencegah penyakit serius ini.

Menurut informasi dari web.rshs.or.id, Asep Ahmad Munawar, SKM.,MKM, seorang Ahli Gizi dari RSHS, menjelaskan bahwa perkembangan penyakit kanker memerlukan waktu cukup lama, yaitu antara 15 hingga 25 tahun.

Sebenarnya kanker pun ditandai dengan beberapa gejala. Faktor-faktor risiko kanker meliputi faktor genetik atau keturunan, pola makan, pengaruh lingkungan seperti polusi dan paparan asap rokok, serta gaya hidup.

Faktor resiko yang perlu digarisbawahi adalah mengenai pola makan yang sehat. Kamu bisa memilih asupan makanan yang rendah lemak namun tetap tinggi serat. Simak rangkuman BrilioFood terkait pola makan sehat dari berbagai sumber, Senin (19/8).

1. Konsumsi banyak sayuran dan buah.

foto: pexels.com

Sayuran berdaun hijau seperti bayam, kale, berry, apel, dan jeruk tinggi vitamin, mineral, antioksidan, serat, tapi rendah lemak. Nutrisi ini berperan penting untuk melindungi tubuh dari kanker.

Antioksidan bekerja dengan melawan radikal bebas, molekul berbahaya yang dapat merusak DNA sel dan memicu kanker. Selain itu, sayuran cruciferous seperti brokoli dan kembang kol mengandung senyawa yang mendukung detoksifikasi tubuh, membantu mengeluarkan toksin berbahaya sekaligus mengurangi risiko kanker. Kombinasi nutrisi ini mendukung kesehatan seluler dan sistem kekebalan tubuh, sehingga berkontribusi pada pencegahan kanker.

2. Pilih biji-bijian utuh.

Biji-bijian utuh seperti gandum utuh, beras merah, dan quinoa, mengandung serat yang tinggi. Serat membantu menjaga kesehatan pencernaan dengan memperlancar proses pembuangan toksin dan limbah dari tubuh. Selain itu, biji-bijian utuh juga mengandung fitonutrien dan vitamin B kompleks yang dapat mendukung sistem kekebalan tubuh sekaligus mengurangi risiko kanker kolorektal.

3. Konsumsi protein sehat.

foto: pexels.com

Pilih sumber protein seperti ikan, kacang-kacangan, dan produk kedelai yang rendah lemak serta tidak diproses. Protein dari ikan, khususnya yang kaya akan asam lemak omega-3, punya anti-inflamasi dan bisa mendukung sistem kekebalan tubuh.

Mengurangi konsumsi daging merah dan daging olahan dapat membantu mengurangi risiko kanker. Daging olahan mengandung bahan pengawet dan nitrat yang dapat meningkatkan risiko kanker.

4. Mengonsumsi makanan tinggi asam lemak omega-3.

Asam lemak omega-3 ditemukan dalam ikan salmon, sarden, kacang-kacangan, dan biji-bijian. Omega-3 memiliki sifat anti-inflamasi yang dapat mengurangi peradangan dalam tubuh. Karena peradangan kronis dapat meningkatkan risiko kanker.

Omega-3 juga dapat membantu mengatur pertumbuhan sel dan mendukung sistem kekebalan tubuh, memberikan perlindungan tambahan terhadap kanker.

5. Kurangi konsumsi gula dan karbohidrat olahan.

foto: pexels.com

Makanan yang mengandung gula tambahan serta karbohidrat olahan, seperti roti putih maupun minuman manis dapat meningkatkan kadar glukosa darah dan insulin. Kadar insulin yang tinggi dapat merangsang pertumbuhan sel kanker.

Selain itu, makanan yang mengandung gula maupun karbohidrat olahan cenderung rendah serat serta nutrisi penting, dapat mengurangi kesehatan secara keseluruhan dan justru meningkatkan risiko kanker.

6. Batasi konsumsi alkohol.

Minum alkohol yang berlebihan dapat meningkatkan risiko berbagai jenis kanker, termasuk kanker payudara, hati, dan mulut. Alkohol dapat merusak sel-sel tubuh dan mengganggu metabolisme vitamin serta mineral yang penting untuk kesehatan sel. Batasi konsumsi alkohol atau hindari sama sekali untuk mengurangi risiko kanker.

7. Konsumsi rempah-rempah dan bumbu.

Rempah-rempah seperti kunyit, jahe, dan bawang putih mengandung senyawa aktif dengan sifat antioksidan dan anti-inflamasi.

Kunyit mengandung kurkumin, yang dapat membantu mengurangi peradangan dan melawan kerusakan sel. Jahe dan bawang putih juga memiliki potensi menghambat pertumbuhan sel kanker serta meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.

8. Minum air yang cukup.

foto: pexels.com

Menjaga tubuh tetap terhidrasi dengan cukup air, bagus untuk menjaha tubuh tetap optimal. Air membantu proses detoksifikasi dengan mengeluarkan limbah dan racun dari tubuh melalui urine. Hidrasi yang baik juga mendukung sistem pencernaan dan kesehatan sel, yang dapat membantu mengurangi risiko kanker.

9. Hindari makanan yang diproses atau mengandung bahan kimia berbahaya.

Makanan yang diproses sering mengandung bahan tambahan, pengawet, dan zat kimia yang dapat berdampak buruk bagi kesehatan. Bahan kimia bisa meningkatkan risiko kanker dengan merusak DNA sel atau mengganggu proses metabolisme tubuh. Sebaiknya pilihlah makanan segar dan alami untuk mengurangi paparan zat kimia berbahaya dan mendukung kesehatan secara menyeluruh.

Selain menjaga pola makan, kamu juga harus rutin berolahraga. Pasalnya, olahraga memainkan peran krusial dalam menjaga tubuh sehat dan mengurangi risiko terkena penyakit kanker. Pertama, aktivitas fisik teratur membantu menjaga berat badan tetap sehat. Obesitas atau kelebihan berat badan berkaitan dengan peningkatan risiko berbagai jenis kanker, termasuk kanker payudara, kolon, dan endometrium, karena kelebihan lemak tubuh dapat meningkatkan kadar hormon yang berpotensi merangsang pertumbuhan sel kanker.

Kedua, olahraga meningkatkan sistem kekebalan tubuh dengan merangsang produksi sel-sel kekebalan yang membantu melawan infeksi dan mendeteksi sel-sel abnormal yang bisa berkembang menjadi kanker. Aktivitas fisik juga mengurangi peradangan kronis dalam tubuh, yang merupakan faktor risiko kanker. Peradangan yang berkepanjangan dapat menyebabkan kerusakan sel dan DNA yang dapat memicu kanker.

Ketiga, olahraga berkontribusi pada kesehatan metabolik dengan membantu mengatur kadar gula darah dan insulin. Kadar gula darah yang tinggi dan resistensi insulin berhubungan dengan risiko kanker, terutama kanker payudara dan kolon. Dengan meningkatkan sensitivitas insulin dan membantu menyeimbangkan gula darah, olahraga mengurangi kemungkinan kondisi ini berkembang.