Brilio.net - Saat seseorang jatuh sakit, rasa khawatir dan ketidaknyamanan seringkali menghampiri. Dalam kondisi sakit, harapan untuk segera sembuh menjadi sangat kuat. Kamu biasanya akan segera mencari obat yang sesuai dengan gejala sakitnya. Namun, penting untuk diingat bahwa tidak semua obat cocok buat semua orang. Oleh karena itu, penggunaan obat harus didasarkan pada diagnosis yang akurat dan saran dari tenaga medis.

Mengonsumsi obat memang penting untuk kesehatan, tetapi jika tidak dilakukan dengan benar, bisa menimbulkan risiko serius. Salah satu kesalahan yang sering dilakukan adalah mengonsumsi obat bersamaan dengan minuman tertentu. Misalnya, beberapa orang mungkin mengira bahwa meminum obat dengan jus buah atau minuman beralkohol tidak akan menimbulkan masalah. Padahal, zat dalam minuman jus maupun beralkohol tersebut bisa bereaksi dengan obat, mengubah efektivitas obat lalu menyebabkan efek samping berbahaya, hingga risiko penyakit jantung.

Oleh karena itu, sangat penting untuk memahami cara tepat dalam mengonsumsi obat agar dapat memaksimalkan manfaatnya dan meminimalkan risiko bagi kesehatan tubuh.

Lantas, apa saja minuman yang perlu dihindari saat mengonsumsi obat? Simak sederet minuman yang tidak boleh dikonsumsi bersama obat, BrilioFood lansir dari berbagai sumber pada Rabu (14/8).

1. Jus grapefruit.

foto: pexels.com

Jus grapefruit dikenal dapat berinteraksi dengan berbagai jenis obat, terutama obat-obatan yang digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi dan kolesterol. Kandungan senyawa dalam grapefruit dapat menghambat enzim CYP3A4 di hati, yang bertanggung jawab untuk memetabolisme banyak obat.

Akibatnya, kadar obat dalam darah bisa meningkat, berpotensi menyebabkan efek samping yang serius hingga penyakit jantung pun kumat. Misalnya, obat statin yang digunakan untuk menurunkan kolesterol dapat menyebabkan kerusakan otot jika dikonsumsi bersamaan dengan jus grapefruit. Anjuran tenggat waktu untuk mengonsumsi jus grapefruit adalah sekitar 24 jam setelah minum obat.

2. Kopi.

foto: pexels.com

Kopi yang mengandung kafein, juga bisa berinteraksi dengan beberapa obat. Kafein dapat meningkatkan efek stimulan dari beberapa obat tertentu, seperti obat untuk ADHD dan beberapa obat antidepresan.

Selain itu, konsumsi kafein yang berlebihan dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah dan detak jantung, yang bisa berbahaya jika dikombinasikan dengan obat-obatan, terutama untuk kondisi kardiovaskular. Disarankan untuk menunggu setidaknya 2-4 jam setelah mengonsumsi obat-obatan ini sebelum minum kopi, karena kafein dapat meningkatkan kecemasan dan mengganggu efek obat.

3. Teh herbal.

Teh herbal, meskipun dianggap sehat, ternyata juga dapat berinteraksi dengan obat-obatan. Teh herbal lainnya, seperti teh chamomile dapat meningkatkan efek sedatif dari obat tidur atau obat anti-kecemasan, berpotensi menyebabkan efek samping berbahaya.

Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan jenis teh herbal yang dikonsumsi saat menjalani pengobatan. Secara umum, disarankan untuk menunggu sekitar 2 hingga 4 jam setelah mengonsumsi obat sebelum minum teh herbal.

4. Soda dan minuman berkarbonasi.

foto: pexels.com

Minuman bersoda mengandung asam fosfat dan kafein yang dapat mengganggu penyerapan obat-obatan tertentu. Asam fosfat dapat memengaruhi mujarabnya beberapa obat.

Selain itu, minum soda yang tinggi gula dapat menyebabkan fluktuasi kadar gula darah, yang bisa menjadi masalah bagi pasien diabetes. Kombinasi minuman bersoda dan obat dapat meningkatkan risiko komplikasi. Anjuran umum adalah menunggu setidaknya 1 hingga 2 jam setelah mengonsumsi obat sebelum mengonsumsi soda atau minuman berkarbonasi.

5. Minuman energi.

Minuman energi sering mengandung kafein dan bahan stimulasi lainnya, yang dapat berinteraksi dengan obat-obatan tertentu, seperti obat antidepresan serta obat untuk jantung. Kafein dalam minuman energi dapat meningkatkan risiko efek samping dari obat-obatan ini, termasuk palpitasi dan tekanan darah tinggi. Anjuran umum adalah sebaiknya menunggu setidaknya 4 hingga 6 jam setelah mengonsumsi obat sebelum mengonsumsi minuman energi.

6. Minuman bersoda diet.

Minuman bersoda diet sering menggunakan pemanis buatan seperti aspartam, yang dapat memengaruhi cara kerja beberapa obat, termasuk antidepresan serta obat-obatan untuk gangguan mood. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pemanis buatan ini dapat memengaruhi keseimbangan neurotransmitter dalam otak, yang berpotensi mengurangi efektivitas pengobatan. Selain itu, kadar asam dalam minuman soda diet ini dapat memengaruhi penyerapan beberapa jenis obat.

Sebagai anjuran umum, disarankan untuk menunggu setidaknya 1 hingga 2 jam setelah mengonsumsi obat sebelum minum minuman bersoda diet.

7. Minuman susu.

foto: pexels.com

Susu dan produk susu dapat mengganggu penyerapan beberapa jenis obat, terutama antibiotik seperti tetrasiklin dan fluorokuinolon. Kalsium dalam susu dapat mengikat obat dan mengurangi jumlah obat yang diserap oleh tubuh, sehingga menurunkan efektivitasnya.

Selain itu, bagi mereka yang memiliki intoleransi laktosa, minum susu dapat menyebabkan gangguan pencernaan. Secara umum, disarankan untuk menunggu sekitar 1 hingga 2 jam setelah minum obat sebelum mengonsumsi susu.

8. Kombucha.

foto: pexels.com

Meskipun sudah jelas, penting untuk dicatat bahwa kombucha dapat berinteraksi dengan hampir semua jenis obat, baik resep maupun over-the-counter. Mengonsumsi kombucha bersama obat-obatan dapat menyebabkan efek samping yang serius, seperti kerusakan saraf, kerusakan hati, atau bahkan overdosis.

Kombucha dapat memperburuk efek samping dari banyak obat, seperti obat antidepresan, analgesik, dan obat tidur. Umumnya, disarankan untuk menunggu sekitar 2 hingga 4 jam setelah mengonsumsi obat sebelum minum kombucha.

9. Minuman isotonik.

Minuman isotonik seringkali tinggi gula dan mengandung elektrolit. Saat dikonsumsi bersamaan dengan obat tertentu, seperti diuretik, minuman ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit dalam tubuh.

Minuman ini juga dapat meningkatkan tekanan darah, bisa berbahaya bagi orang yang sedang menjalani pengobatan untuk hipertensi. Selain itu, kadar gula yang tinggi dalam minuman dapat mengganggu kontrol gula darah pada penderita diabetes. Disarankan untuk menunggu sekitar 1 hingga 2 jam setelah mengonsumsi obat sebelum minum minuman isotonik.