Brilio.net - Keju nampaknya sudah menjadi bahan makanan favorit sejumlah orang, terutama bagi yang menyukai menu pasta maupun pizza. Di Indonesia sendiri sudah banyak jenis keju yang kerap dikonsumsi oleh sejumlah masyarakat. Misalnya seperti keju cheddar, parmesan, dan mozzarrella. Sedangkan jenis keju yang mungkin masih jarang kita temui adalah keju edam, gouda, stilton, chevre, dan emmental.
Tidak hanya lezat, keju memiliki berbagai kandungan nutrisi yang baik untuk kesehatan. Keju mengandung kalsium, lemak, protein, dan tinggi akan vitamin A dan B12. Sementara itu, di balik cita rasa unik dari makanan satu ini, ternyata keju mengandung lemak jenuh dan natrium lho. Apabila dikonsumsi secara berlebihan akan berdampak buruk bagi kesehatan.
-
Benarkah mengonsumsi keju bisa mengakibatkan kegemukan? Benar nggak sih anggapan tersebut?
-
Benarkah keju bisa bikin kecanduan? Keju cara kerjanya sama seperti efek opiat (termasuk dalam obat-obatan terlarang) dalam tubuh manusia.
-
7 Bahaya mengonsumsi santan terlalu sering, bisa sebabkan maag Segala sesuatu yang berlebihan memang nggak baik.
Misalnya dapat mengganggu pencernaan, jantung, hingga bahkan bisa menimbulkan jerawat. Selain itu, apa lagi ya dampak jika terlalu sering mengonsumsi keju? Berikut brilio.net rangkum dari berbagai sumber pada Kamis (29/4), bahaya mengonsumsi keju secara berlebihan.
1. Berbahaya untuk kesehatan jantung.
foto: freepik.com
Keju mengandung lemak jenuh yang cenderung tinggi, efeknya dapat meningkatkan risiko permasalahan pada jantung maupun stroke. Apabila mengonsumsi keju secara berlebihan, asupan lemak jenuh yang masuk ke tubuh pun lebih banyak juga.
2. Tinggi akan kandungan natrium.
foto: freepik.com
Rasa asin pada keju akibat tingginya kadar natrium. Selain tidak baik untuk kesehatan jantung, apabila dikonsumsi secara berlebihan juga bisa menyebabkan masalah pada penderita tekanan darah tinggi. Permasalahan lainnya juga bisa muncul seperti penyakit ginjal dan osteoporosis.
3. Tingkatkan kolesterol.
foto: freepik.com
Tingginya kandungan lemak jenuh dan sodium pada keju bisa memicu peningkatan kolesterol jahat yang berbahaya buat jantung dan permasalahan kesehatan lain. Konsumsi makanan berlemak dapat lebih diseimbangkan dengan mengonsumsi makanan yang tinggi akan lemak omega seperti ikan dan minyak zaitun.
4. Menyebabkan produksi gas berlebih.
foto: freepik.com
Bagi sebagian orang yang intoleran pada laktosa, mengonsumsi keju dapat menyebabkan produksi gas berlebih. Hal ini dikarenakan karena tubuh orang tersebut tidak dapat mencerna keju, karena kekurangan enzim. Hal ini dapat menyebabkan produksi gas yang berlebihan.
5. Bisa menyebabkan diare.
foto: freepik.com
Diare biasanya diakibatkan karena mengonsumsi susu dan olahan susu seperti keju berlebihan. Sebab, laktosa yang didapat dari keju tidak dapat dicerna oleh usus kecil. Di samping itu, keju juga dapat mengakibatkan permasalahan pencernaan lain seperti sembelit.
6. Kembung.
foto: freepik.com
Produksi gas akibat dari mengonsumsi keju secara berlebihan juga bisa menyebabkan perut kembung. Sensasi kembung ini datang dari air dan gas di usus besar yang menyebabkan dinding usus meregang. Selain itu juga bisa disebabkan oleh tingginya sodium yang dimiliki oleh keju.
7. Risiko terkena kanker prostat.
foto: Instagram/@iamfollowingcheese
Pada penelitian yang diterbitkan di The Journal of the American Osteopathic Association 2019 lalu, ditemukan hubungan antara keju dan peningkatan risiko kanker prostat. Kandungan kalsium tinggi dari produk susu bisa menjadi pemicu kanker ini. Untuk tetap aman dan terhindar dari risiko penyakit ini, sebaiknya mengurangi konsumsi keju.
8. Menimbulkan jerawat.
foto: freepik.com
Mengonsumsi produk olahan susu seperti keju dapat menimbulkan masalah kulit seperti jerawat, ruam, noda, bahkan kusam. Terutama bagi sebagian orang yang memiliki kulit yang terlalu sensitif. Maka dari itu, perlu mengetahui kondisi kulit terlebih dahulu jika ingin mengonsumsi keju dalam jumlah yang besar. Agar dapat terhindar dari risiko berbahaya.