Brilio.net - Memiliki tubuh sehat tentu jadi keinginan setiap orang, termasuk Ivan Gunawan. Ia mengaku saat ini sedang menjalankan gaya hidup baru yang lebih sehat dibandingkan sebelumnya. Dulunya identik punya tubuh berisi, kini Ivan Gunawan sudah tampil jauh lebih ramping.
Hasil tersebut diperolehnya dengan berolahraga secara rutin dan menjaga asupan yang dikonsumsinya. Bahkan, desainer ternama satu ini sampai menggunakan jasa dokter gizi untuk mendukung program dietnya, lho. Dari cara diet yang dijalani, Ivan Gunawan berhasil menurunkan berat badan lebih dari target awalnya.
-
Berat badan turun 18 kg, Ivan Gunawan ungkap rahasia sukses dietnya Ivan mengaku sempat terkejut dengan kondisi tubuhnya.
-
7 Tips diet ala Ivan Gunawan, turun 9 kg selama seminggu Salah satu alasannya karena Ivan Gunawan takut terkena penyakit komorbid di tengah pandemi Covid-19.
-
Berat badan turun 40 kg, ini 11 potret dulu dan kini Ivan Gunawan Sebelumnya, Ivan Gunawan memiliki berat badan hingga 185 kg.
9 Menu ulang tahun Aurel Hermansyah ke-25 di warung pecel lele, buket uniknya bikin melongo
"Kan kalau kemarin targetnya 25 (kilogram), tapi sekarang udah lebih nih, udah 30-an (kilogram) lebih," ucap Ivan Gunawan, dilansir dari YouTube @MOP Channel yang tayang pada 2021 lalu.
Cara yang dilakukan Ivan Gunawan pun terbilang mudah ditiru. Ia menjalankan pola makan sehat dan menghindari makanan tertentu. Penasaran makanan apa saja yang dihindari pria berusia 41 tahun ini? Simak ulasan lengkapnya seperti BrilioFood lansir dari berbagai sumber pada Senin (11/12).
Menjaga makanan demi kesehatan dan berat badan ideal
1. Santan instan.
foto: Instagram/@ivan_gunawan
Karena memilih mengonsumsi makanan rumahan, Ivan Gunawan akhirnya bisa memilih bahan-bahan masakan yang dipakai. Salah satu bahan masakan yang dipilihnya adalah santan fresh dari kelapa asli.
Yup, ia sengaja menghindari santan instan. Seperti dilansir healthline.com, santan instan memiliki kalori yang tinggi sekitar 230 kalori untuk setiap porsinya.
2. Nasi putih.
foto: pixabay.com
Meski sedang diet, Ivan Gunawan tetap memilih nasi sebagai sumber karbohidratnya. Namun, ia mengganti nasi putih dengan jenis nasi merah. Dilansir dari healthline.com, kandungan serat di nasi merah lebih tinggi dibandingkan yang ada dalam kandungan nasi putih.
3. Minimalisir konsumsi mi.
foto: pixabay.com
Sama seperti orang lainnya saat melakukan program diet, Ivan Gunawan juga menghindari makanan olahan termasuk mi. Mi memang mengandung lemak jenuh yang tinggi. Selain bikin bobot naik, kandungan tersebut juga jadi pemicu kolesterol naik, lho.
4. Makanan dan minuman manis.
foto: pixabay.com
Kalau dulu Ivan Gunawan sangat suka ngemil. Biasanya, menu camilan yang dipilih yang bercita rasa manis seperti dessert. Namun, kebiasaan ini sudah ditinggalkan karena makanan dan minuman manis tinggi gula dan tidak mengandung nutrisi baik bagi tubuh.
5. Menghindari kentang goreng cepat saji.
foto:pixabay.com
Meskipun menjaga asupan makanannya secara ketat, sesekali Ivan Gunawan juga tetap menyantap camilan seperti kentang goreng. Namun, bukan kentang goreng yang dibeli di luaran sana, melainkan ia membuatnya sendiri di rumah. Metode memasaknya pun pakai minyak kelapa agar kalorinya lebih rendah daripada kentang goreng biasanya.
"Kalau misalnya aku mau kentang goreng, itu harus bener-bener kentang, digoreng tapi minyaknya pakai minyak kelapa," ucap Ivan Gunawan di Instagram Stories.
6. Makanan tepung-tepungan.
foto: pixabay.com
Selama program dietnya berlangsung, Ivan Gunawan mengaku sering mengonsumsi makanan yang dimasak oleh ibunya. Dengan begitu, ia sengaja menghindari sejumlah makanan tertentu seperti makanan yang diolah dengan adonan tepung.
"Aku kan nggak makan gorengan, nggak makan tepung-tepungan, nggak makan manis-manis kayak dessert, apa segala macam aku udah nggak, jadi berusaha makan dan tidak pernah ngemil," ungkap Ivan Gunawan dilansir dari YouTube @MOP Channel.
7. Makanan tinggi lemak.
foto: Instagram/@ivan_gunawan
Nggak cuma makanan tepung-tepungan, Ivan Gunawan juga menghindari makanan yang mengandung lemak yang tinggi. Oleh karena itu, ia memilih mengolah makanan dengan metode rebus atau kukus dibandingkan menggorengnya.