Brilio.net - Pada tahun 2018 ini Indonesia memperingati kemerdekaannya yang ke-73 tahun. Dalam suasana kemerdekaan ini, banyak hal yang dapat dilakukan untuk ikut mengenang perjuangan para pahlawan.
Mulai dari ikut berkompetisi dalam lomba-lomba 17-an hingga kembali menilik tentang sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Tidak terkecuali tentang sejarah makanan tradisional yang identik dengan perjuangan Indonesia di era penjajahan.
Ya, selain memperjuangkan kemerdekaan di medan perang, masyarakat Indonesia pada masa penjajahan juga pandai mengakali keterbatasan makanan. Dengan bahan yang ada mereka mampu menciptakan kreasi kuliner yang sederhana namun lezat.
Apa sajakah itu? Berikut 4 makanan tradisional yang identik dengan perjuangan kemerdekaan Indonesia, seperti dihimpun brilio.net dari berbagai sumber, Jumat (17/8).
1. Nasi goreng tiwul.
foto: antonnugroho123.blogspot.com
-
Eksis hingga kini, 5 makanan ini muncul sejak zaman penjajahan Cita rasa makanan ini cocok di lidah masyarakat~
-
15 Makanan Indonesia ini hanya sedap dibungkus atau dimasak pakai daun Ada makanan yang hanya sedap kalau dibungkus atau dimasak menggunakan daun. Kira-kira makanan apa saja, ya?
-
Contoh teks laporan hasil observasi tentang makanan tradisional: Keberagaman cita rasa nusantara Makanan tradisional merupakan bagian penting dari budaya suatu daerah.
Saat peralihan kekuasaan Hindia Belanda ke Jepang, masyarakat Indonesia khususnya di Pulau Jawa harus mengalami kesulitan dalam mengakses pangan secara mendadak. Hampir semua harga pangan naik dan rakyat juga dipaksa untuk menyerahkan hasil komoditi tani berharga, seperti padi dan sayur mayur ke penjajah.
Meski begitu, ada satu bahan pangan yang tidak disukai Jepang, yaitu singkong. Bahan pangan yang melimpah ruah ini pun akhirnya diolah sedemikian rupa menjadi tiwul yang murah dan mengenyangkan.
Nah, di kawasan Kediri dan sekitarnya, tiwul ternyata diolah dan dipadukan dengan sisa nasi menjadi nasi goreng. Meski dimasak dengan bumbu seadanya, kuliner ini memiliki cita rasa yang digemari banyak orang, bahkan hingga saat ini.
2. Nasi jagung.
foto: id.foursquare.com
Sama seperti nasi tiwul, karena persediaan beras yang terbatas membuat masyarakat di Madura memanfaatkan komoditi lain untuk dijadikan panganan sehari-hari. Berlimpahnya jagung di Madura kemudian dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar dengan memadukan beras dan pipilan jagung kering menjadi sajian nasi jagung yang sekarang dikenal.
Perpaduan nasi dan jagung, memberi efek kenyang dan sebagai protein juga sumber energi nabati bagi tubuh. Hmmm, kayaknya enak juga tuh!
3. Perkedel jagung.
foto: selerasa.com
Produksi jagung yang melimpah ruah dan harga yang cenderung murah di Sulawesi Utara, menciptakan sajian perkedel jagung yang hingga kini masih difavoritkan banyak orang.
Diketahui saat masa penjajahan, jagung sempat menjadi komoditi pangan utama bagi masyarakat di Sulawesi Utara. Jenis makanan yang satu ini memiliki beberapa keunggulan, seperti murah, cepat dibuat, tahan lama dan tentu saja mengenyangkan.
4. Soto tangkar.
foto: cookpad.com
Awal mula terciptanya kuliner yang termasuk dalam masakan Betawi ini rupanya karena masyarakat kolonial Belanda selalu menyantap bagian daging sapi saja dan menyerahkan sisa-sisa bagian sapi lainnya kepada penduduk lokal. Mulai dari kepala, jeroan, dan kulit.
Namun demikian, dengan kreativitas orang Betawi, bagian sisa dari sapi ini kemudian diolah menggunakan beraneka ragam bumbu sehingga menciptakan soto tangkar yang bercita rasa lezat. Bahkan kuliner satu ini mampu membuat orang-orang Belanda terpukau dan tidak lagi menganggapnya sebagai makanan kelas bawah.