Brilio.net - Rasa nyeri pada leher mungkin sering kamu rasakan usai menyelesaikan pekerjaan. Leher terasa kaku, tegang, dan terkadang terasa nyeri saat digerakan. Hal ini pun juga bisa membuatmu mudah terasa lelah hingga merasa pusing. Kondisi ini sebenarnya bisa hilang dengan cepat. Kamu bisa melakukan olahraga ringan untuk merilekskan otot lehermu. Namun jika hal ini terus terasa, mungkin kamu perlu memperhatikan kembali penyebab dan cara mengatasinya.
Nyeri pada leher bisa terjadi karena postur tubuh yang kurang tepat saat beraktivitas. Salah satu yang banyak dialami orang adalah terlalu lama berada di depan komputer dengan posisi duduk yang salah, terbiasa membungkuk, hingga kurangnya istirahat saat bekerja. Di luar itu, nyeri pada leher juga bisa disebabkan oleh cedera ataupun kelelahan setelah berolahraga. Nah kenali lebih detail apa penyebab nyeri leher yang kamu rasakan. Pahami juga bagaimana penanganan yang tepat agar kondisi tubuhmu terasa kembali nyaman. Simak selengkapnya dalam ulasan brilio.net dari Mayoclinic, Healthline dan berbagai sumber pada Jumat (30/7) berikut ini.
-
Posisi pemakaian gadget seperti ini membahayakan tubuh, hindari! Menggunakan laptop dengan memangkunya dan membungkuk. Hal ini bisa membuat punggungmu lelah.
-
5 Olahraga yang bisa dilakukan di kantor Tak ada alasan untuk tak olahraga.
-
Nggak hanya menyerang lansia, 7 kebiasaan yang ternyata bisa memicu saraf kejepit bagi anak muda Hindari melakukan hal-hal ini untuk menjaga saraf tetap sehat.
Penyebab nyeri pada leher.
foto: pexels.com
1. Ketegangan pada otot.
Otot yang terlalu tegang saat beraktivitas bisa menimbulkan kelelahan dan rasa nyeri pada leher. Biasanya hal ini terjadi karena beberapa aktivitas yang dilakukan secara terus menerus. Selain itu bisa jadi juga karena kamu tidak sadar bahwa sedang berada di posisi yang salah. Beberapa penyebab dari ketegangan otot di antaranya adalah postur tubuh yang buruk, bekerja di meja terlalu lama tanpa mengubah posisi, tidur dengan posisi leher yang salah, serta menyentak leher ketika berolahraga.
2. Cedera.
Hati-hati ketika melakukan berbagai aktivitas untuk melindungi tubuhmu dari cedera. Sebab, leher menjadi salah satu organ tubuh yang rentan mengalami cedera, baik dikarenakan jatuh, kecelakaan lalu lintas, bahkan ketika olahraga. Pasalnya otot dan ligamen leher dipaksa untuk bergerak di luar rentang normalnya.
Ketika tulang leher (vertebra serviks) patah, sumsum tulang belakang juga bisa rusak. Cedera leher karena menyentak kepala secara tiba-tiba biasa disebut whiplash. Tentu hal ini akan membahayakan keselamatan tubuhmu jika terjadi.
3. Serangan jantung.
Faktor lain yang menyebabkan nyeri pada leher adalah adanya serangan jantung. Namun jangan panik, karena untuk mengenali kondisi ini biasanya juga terasa beberapa gejala lain seperti:
a. Sesak napas
b. Berkeringat.
c. Mual.
d. Muntah.
e. Nyeri pada lengan atau rahang.
Perhatikan ketika kamu mengalami nyeri pada leher. Jika dirasa nyeri disertai dengan gejala serangan jantung, maka segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
4. Meningitis.
Meningitis merupakan peradangan pada jaringan tipis yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang. Seseorang yang menderita meningitis biasanya merasakan gejala seperti demam, sering sakit kepala dan rasa kaku pada leher. Meningitis bisa berakibat fatal jika tidak segera diatasi. Sehingga ketika kamu menjadi pasien meningitis, segera cari bantuan medis untuk penanganan yang tepat.
Selain gejala di atas, nyeri pada leher juga bisa terjadi karena beberapa gangguan kesehatan lainnya, seperti rheumatoid, osteoporosis, hingga fibromyalgia.
Gejala yang timbul saat nyeri leher.
foto: pexels.com
Gejala yang dapat dirasakan tak hanya perasaan sakit pada area leher. Sebab kondisi ini juga mempengaruhi beberapa bagian tubuh lainnya. Sehingga kenali apa saja gejala yang timbul ketika nyeri leher terjadi untuk meminimalisir resiko yang lebih buruk. Berikut beberapa gejala yang bisa diperhatikan:
a. Ketegangan dan kejang pada otot.
b. Penurunan kemampuan untuk menggerakkan kepala.
c. Sakit kepala.
d. Rasa sakit yang sering diperburuk dengan menahan kepala di satu tempat untuk waktu yang lama. Hal ini bisa terjadi seperti saat mengemudi atau bekerja di depan komputer.
Cara mengatasi nyeri pada leher.
1. Perbaiki postur tubuh.
foto: pexels.com
Ketika kamu mengalami nyeri leher ringan, cobalah untuk mengatasinya dengan memperbaiki postur tubuh. Ketika berdiri maupun duduk, pastikan bahu berada dalam garis lurus di atas pinggul dan teliha tepat di atas bahu. Pasalnya, seringkali beberapa orang memiliki kebiasaan memiringkan kepala di atas meja dalam waktu yang cukup lama. Hal ini juga bisa menyebabkan kekakuan pada leher.
2. Beristirahat.
Beristirahat menjadi cara yang tepat untuk mengurangi nyeri pada leher. Terutama untuk kamu yang kerap bepergian jauh, atau bekerja berjam-jam di depan komputer, atur waktu istirahat di saat bekerja. Sempatkan untuk beristirahat sebentar, bangun dari posisimu lalu lakukan gerakan ringan. Regangkan juga leher dan bahu untuk mendapatkan kondisi yang lebih nyaman.
3. Atur ulang posisi meja dan kursi.
Selain memperbaiki postur tubuh, perhatikan juga posisi meja, kursi, dan komputer. Atur posisi area kerjamu sehingga monitor sejajar dengan mata. Lutut harus sedikit lebih rendah dari pinggul. Gunakan sandaran tangan kursi untuk mengurangi ketegangan.
4. Kurangi penggunaan telepon yang salah.
foto: pexels.com
Terkadang beberapa orang tidak menyadari kerap menyelipkan handphone di antara telinga dan bahu saat menelpon. Hindari cara ini untuk mengurangi rasa nyeri leher. Jika kamu kesulitan memegangnya, gunakan headset sebagai penggantinya.
5. Berhenti merokok.
Ya, jika kamu seorang perokok, maka lebih baik untuk segera berhenti merokok. Sebab merokok dapat menyebabkan resiko yang lebih tinggi terkena nyeri leher. Mungkin cara ini terasa tidak mudah, namun bisa dilatih secara bertahap jika dilakukan dengan niat yang kuat untuk memperbaiki kesehatan.
6. Kurangi beban pada tubuh.
Hindari membawa tas terlalu berat pada bahu. Beban yang berlebihan dapat membuat leher menjadi lebih tegang. Kamu bisa membagi bawaan ke dalam tas lain untuk mengurangi beban pada bahu.
7. Perbaiki posisi tidur.
Selanjutnya perbaiki posisi tidurmu. Pastikan kepala dan leher sejajar dengan tubuh. Gunakan bantal kecil di bawah leher. Kemudian cobalah tidur telentang dengan paha ditinggikan di atas bantal, cara ini dapat membantu meratakan otot tulang belakangmu.
8. Gunakan terapi es.
foto: pexels.com
Melansir dari healthline.com, untuk meredakan nyeri pada leher kamu bisa memanfaatkan es. Oleskan es selama beberapa hari pertama ketika merasakan nyeri leher. Setelah itu, kompres panas atau mandi dengan air panas sebagai cara mengatasinya.
9. Konsumsi obat pereda nyeri.
Jika nyeri terasa mengganggu, kamu bisa menguranginya dengan mengonsumsi obat pereda nyeri yang dijual di apotek. Ibuprofen atau asetaminofen menjadi beberapa contoh obat yang bisa kamu gunakan.
10. Ambil jadwal untuk fokus beristirahat.
foto: pexels.com
Beristirahat menjadi salah satu obat yang manjur untuk segala permasalahan. Maka kamu bisa mengambil cuti bekerja terlebih dahulu jika dirasa nyeri semakin mengganggu. Hal ini juga berlaku untuk kamu yang kerap melakukan olahraga berat. Jika dipaksakan, aktivitas tersebut dapat memperparah gejala yang dirasakan. Sehingga atur sebaik mungkin jadwal untuk beristirahat di tengah aktivitas.
11. Berkonsultasi dengan dokter.
Sebagian besar rasa nyeri pada leher dapat membaik secara bertahap dengan perawatan di rumah. Namun jika cara-cara tersebut belum mengurangi nyeri, sebaiknya lakukan konsultasi dengan dokter untuk mengetahui penyebab dan solusinya. Hal ini penting untuk dilakukan terutama untuk kamu yang mengalami nyeri pasca cedera olahraga, kecelakaan, ataupun jatuh. Hubungi dokter jika nyeri leher terasa semakin parah, bertahan beberapa hari tanpa bantuan, menyebar ke bawah lengan dan kaki, dan disertai sakit kepala, mati rasa, lemas, atau kesemutan.